Rabu, 05 Mei 2010

Berangkat dari Cibinong

Akhirnya kesampaian.

Kesampaian juga berangkat kerja dari Cibinong. Hasilnya?? Jika pada waktu normal hanya butuh waktu perjalanan selama 45 menit dari Cibinong ke Bekasi namun pagi ini, di hari Senin pagi ini butuh dua jam lamanya karena disertai macet dan kegerahan karena saya naik bis kaleng yang tanpa AC, tak apa, berarti saya tidak dipersalahkan ikut andil dalam global warming?? Hahahaha.

Sampai di kantor semuanya bertanya.
"Kamu belum mandi...?"

Memang benar saya belum mandi. Hahahaha. Tenanglah tidak perlu tutup hidung, saya tidak bau kok, karena jaringan lemak saya sangat tipis jadi saya jarang sekali bau badan. Terakhir saya bau badan itu SMP. Hahaha. Disaat saya jarang mandi sepulang saya bermain basket. Memang saya jauh lebih kurus dari masa saya SMP dulu. Berat saya sekarang 44 kilo sementara dulu 49 kilo.

Sudahlah jangan disesali...jangan disesali 5 kilo yang hilang itu. Tinggi saya sekarang 175cm sementara sepertinya berat badan saya 44 kilo jika memang tidak turun drastis. Bisa kamu bayangkan kurang berapa kilo dari berat badan normal? Kira-kira sepuluh kilo pun masih belum terlalu ideal. Tuh kan saya jadi berbicara tentang berat badan lagi...seharusnya dilupakan saja.

Hari ini aneh.
Anginnya aneh.
Sinar Mataharinya aneh.
Baunya aneh.
Semuanya aneh.
Saya pun orang aneh. Karena lebih banyak menegur kucing dibanding manusia...

Pada pagi hari saya teringat harus pergi ke suatu tempat namun saya urungkan. Karena saya banyak hutang artikel hari ini. Ayolah otak bekerja. Seharusnya kamu bekerja sekarang. Bukan hanya bengong memandangi komputer yang berkedip-kedip berganti layar karena terlalu sering kamu pandangi tanpa sentuh.

Eh itu teman saya mengirimi saya pesan. Teman yang rumahnya saya tiduri, numpang tidur, numpang makan, numpang ee. Ada ketakutan dalam diri saya bahwa saya akan kehilangan dia lagi sebagai teman karena kebodohan saya. Belum apa-apa saya sudah takut lagi. Membuat saya berpikir bahwa seharusnya saya jangan menyusahkannya empat hari kemarin. Karena jika dia pergi pun saya sama sedihnya dengan empat hari lalu. Begitupun dengan yang lain jika mereka pergi saya akan kembali jadi orang hutan ditengah kota, bukan manusia.

Semoga tidak.

Menjelang sore, anginnya aneh. Aneh hingga harus merasuk ke dalam diri saya. Membuat sesak, namun ketika saya coba menghela nafas panjang semuanya jadi kembali seperti basa. Ramalan teman saya benar. Saya masuk ke tahap kedua. Apakah setelah tahap ini saya akan baik-baik saja?

Tiba-tiba saja saya ingin menggagas menjadi orang utan di tengah kota. Sebelum semuanya menghilang. Mungkinkah? Mungkin. Saya pernah menjadi orang utan di desa. Masak tidak bisa jadi orang utan di kota. Atau saya serahkan diri saja ke kebun binatang agar bisa satu kandang bersama Kumbo? Tapi terkungkung. Saya mau jadi orang utan yang masih bisa naik angkot. Masih bisa naik pesawat. Masih bisa sewa kamar kos. Masih bisa ketemu cemong...

Ohiyah...saya lupa saya rindu cemong. Cemong apa kamu rindu saya? Saya pulang...

-ditulis sambil buru-buru pulang setelah sebelumnya mendengar The Beatles - Let it Be-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar