Rabu, 05 Mei 2010

Bandung

Saya pergi dengan sejuta harapan dan hati yang tenang...
Matahari masih mengintip, syukurlah, karena jika ia sudah keluar dengan garang, saya bisa kehabisan energi menghadapi marahnya.
Keluarlah dari rasa ketakutan karena kamu akan meninggalkan zona aman...

Ratusan kilometer terasa jauh akhir-akhir ini. Rasanya mau menyerah karena lelah.
Saya bekerja keras memang untuk uang. Untuk sebagian kecil bayar hutang ayah saya yang tertinggal sebelum dia meninggal. Dia benar-benar melakukan sumpahnya meninggalkan kami tanpa apapun, disaat kami harusnya bisa punya sedikit untuk tidak terseok-seok menjalankan hidup.

Tak apalah ayah...kamu sudah berusaha, namun dengan cara dan jalan yang salah saja. Anggap saja kami tumbal...dalam kehidupan selalu ada yang harus dikorbankan (katanya begitu - walau saya tidak setuju).

Siang berganti malam, saya masih berada pada kondisi menyenangkan namun sedikit khawatir. Bagaimana caranya saya dapat keberanian untuk keluar dari semua ini?
Ketika tengah malam pun semuanya dapat di jawab...

Tidak ada yang menyangka saya dapat kehilangan segala sesuatunya termasuk kewarasan. Saya pikir saya tidak waras. Seperti anak kecil mengamuk karena tidak dibelikan mainan. Hahahah jadi lucu jika diingat lagi.

Saya melalui fase mengamuk ketika anak-anak, membuat Ibu saya berpikir bahwa saya kesetanan. Lalu saya menjelma jadi malaikat berkerudung yang sebenarnya hanya pencarian jati diri yang pincang. Hingga akhirnya saya menemukan diri saya kembali, menjadi manusia yang kosong dan siap diisi.

Saya menyesal menganggap bahwa semua ini terlalu kekal. Padahal saya tahu tidak ada yang kekal. Sebenarnya, seharusnya saya menertawakan diri saya sendiri. Namun saya terlalu malu untuk melakukan itu.

Mrs Dalloway menertawakan saya keras-keras. Dia bilang seharusnya kita menghabiskan waktu berdua sedari kemarin untuk makan jamur di pinggir pantai batu karas. Menjadi intim dengannya lalu berpelukan di dalam air.

"Suruh siapa kamu ragu-ragu terhadap saya??!!" kata Mrs Dalloway kecewa, dia jadi marah dan mengancam bahwa semuanya akan berakhir dengan cepat. Begitu katanya, tapi saya tidak percaya karena dia orang yang penuh tipu muslihat. Ketika waktu itu saya nyaris terjebak oleh ajakannya.

"Saya harus jaga singa..." ujar saya

"Alasan!!" bentaknya. "Kamu punya sejuta alasan!"

"Saya benar-benar harus jaga singa, orang utan, penyu dan lumba-lumba...Saya harus jaga mereka..." ujar saya sambil menangis.

"Kamu..." ujarnya dengan nada bergetar karena marah, "Kamu akan menderita!" Mrs Dalloway masih disana, marah sambil menangis.

"Maafkan saya..." ujar saya lemah. "Mungkin kamu bisa ajak saya nanti...kamu tahu keadaan saya...kamu bisa ajak saya...nanti..."

"Kamu...hiduplah..." ujarnya sambil mengecup saya manis.

-dirubah penuh hari ini-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar