Selasa, 07 Februari 2012

Paranormal Activity 3


Oke. Akhirnya saya nonton Paranormal Activity 3. Tadinya saya underestimate film ini, ah saya pikir, ini cuma film murahan dari segi akting dan sinematografi, mungkin ini akibat saya terlanjur kecewa sama acting Gwyneth Paltrow di Iron Man 1 #eh, anyway… Berikut resensinya, enjoy…


Paranormal Activity 3 adalah kelanjutan dari Paranormal Activity dan Paranormal Activity 2 (saya belom nonton yang ini) tapi saya simpulkan bahwa dalam Paranormal Activity 3 adalah jawaban dari misteri 2 film sebelumnya. Pada awalnya film dimulai pada akhir tahun 1990-an bersama Katie dewasa yang sedang mengandung lalu kemudian datang Kristi yang membawa beberapa kaset video beta yang akan dititipkan pada gudang bawah rumah Katie. Kemudian setting berganti lagi menjadi tahun 2000 pada rumah yang sama dalam keadaan berantakan seperti habis dirampok dan kaset video yang waktu itu berada di ruang penyimpanan bawah tanah, hilang.


Setelah beberapa teaser, film sebenarnya pun dimulai, kali ini setting film diambil dengan latar belakang tahun 1988, saat Katie dan Kristi masih kecil. Mereka hidup disebuah rumah besar bersama Ibunya, Julie (Lauren Bittner) dan kekasih Ibu mereka, Dennis (Chris Smith). Keanehan mulai terjadi, terutama menimpa si bungsu Katie (Chloe Csengery) yang mempunyai teman khayalan bernama Toby, yang sebenernya bukan khayalan sama sekali.


Kejadian-kejadian aneh mulai menimpa keluarga ini, seperti suara-suara yang cukup menganggu yang didengar Dennis saat ia bekerja di ruang bawah, mengedit video perkawinan. Maka dari itu Dennis memutuskan untuk memasang beberapa kamera untuk merekam kegiatan dalam rumah. Satu di kamar tidurnya, satu di kamar anak-anak yang kebetulan tidur bersama di lantai atas, satu lagi, dengan menggunakan rangka kipas angin, ditaruh diantara ruang tamu dan ruang makan.


Keanehan segera terjadi dan tertangkap oleh kamera yang menyala dan diganti kasetnya secara berkala. Mulai dari Katie yang selalu bangun malam-malam karena ‘temannya’ Toby mengajak bermain. Lampu yang tiba-tiba menyala dengan terang kemudian meledak. Kemudian baby sitter yang ketakutan karena mengalami kejadian ‘paranormal’. Kristi yang mulai ketakutan akan keberadaan Toby. Rekan kerja Dennis yang meninggalkannya karena mengalami ‘serangan’ ketika diminta menjaga Kristi di siang bolong.


Film dirangkai dengan sistematis oleh Henry Joost dan Ariel Schulman. Intensitas dijaga hingga mencapai puncaknya yang hadir di akhir film. Hal lain yang patut dipuji adalah akting yang begitu alami dilakukan oleh pemain-pemainnya termasuk kedua aktris cilik yang berperan sebagai Kristi dan Katie. Henry Joost dan Ariel Schulman juga pandai menangkap momen-momen tertentu, seperti saat gigi susu Katie akan tanggal, ah itu kan’ sungguh momen yang tidak bisa direka-reka, apa jangan-jangan itu bohongan dan saya tertipu?


Setelah menonton film ini, apa yang dapat saya simpulkan? Bahwa sebenarnya kehadiran makhluk halus yang benar-benar tak berwujud dan transparan sebenarnya tidaklah terlalu menakutkan. Namun ketika dia hadir dengan wujud yang menyeramkan serta memiliki kemampuan membunuh… Itu yang kita semua takutkan… bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar